COVID-19 DAN FRESH GRADUATE




Sejak Januari 2020 semua media memberitakan penyebaran COVID-19 di dunia. Terutama di Wuhan, Cina sebagai pusat penyebaran virus tersebut. Dunia begitu gempar dengan penyebaran virus yang begitu cepat, begitu segelintir masyarakat Indonesia. Tapi tidak dengan pemerintah yang cenderung meremehkan virus tersebut. Kemudian pada awal Maret baru ditemukan penderita COVID-19. Padahal menurut peneliti virus ini sudah masuk ke Indonesia sejak Januari. Hingga sekarang (24 April 2020) terkonfirmasi 7.775 kasus positif COVID-19.

Perkembangan yang sangat cepat ini tentunya menjadi bayangan yang menakutkan. Terutama bagi orang-orang yang berada di kelas menengah ke bawah. Banyak pekerja yang di PHK, buruh harian yang kehilangan pekerjaan, dan pencari kerja yang lebih susah mendapatkan pekerjaan.
Termasuk saya, seorang Bachelor of Education yang juga terdampak adanya COVID-19. Banyak penyesalan yang saya rasakan karena menyia-nyiakan waktu untuk tidak bekerja pada awal-awal kelulusan. Terhitung hampir 5 bulan setelah diwisuda saya tidak serius dalam mencari pekerjaan. Sebenarnya banyak yang saya pertimbangkan untuk tidak mencari pekerjaan pada waktu itu.

Pertama, ingin beristirahat sejenak setelah ngebut menyelesaikan tugas akhir. Eh, akhirnya kebalabasan.

Kedua, waktu digunakan untuk persiapan seleksi CPNS. Perebutan kursi dalam seleksi ini sangat ketat, dengan demikian persiapannya juga harus matang. Tapi ini hanya sebuah alasan, nyatanya tidak belajar dengan baik. Kemudian hasilnya terlihat, saya mendapat ranking 4, sedangkan untuk mengikuti seleksi berikutnya harus masuk 3 besar. Nyaris.

Ketiga, salah mengira. Sekolah yang saya kira menunggu saya untuk mengajar disana, ternyata sekarang belum membutuhkan guru baru.

Di tengah kegalauan mendapatkan pekerjaan, jiwa wirausaha saya bergejolak. Siapa yang tahan berbulan-bulan tidak menghasilkan uang. Dengan modal uang sedikit dan banyak nekatnya, saya mendirikan sebuah usaha kecil di bidang merchandise. Awal mula berjalan dengan baik. Tapi kabar buruk mulai terdengar ketika wisata mulai ditutup, pusat oleh-oleh juga ditutup karena COVID-19 yang mulai berkeliaran. Jumlah pemesan menurun, banyak pesanan yang belum diantar karena belum dibayar.

Kemudian beberapa kali saya juga mencoba untuk melamar pekerjaan, namun belum berhasil. Seperti yang biasa digaungkan orang, sarjana muda yang melewati tahap susahnya mencari kerja. Hingga pada akhirnya sekarang, virus ini sekarang telah menjadi pandemi. Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilakukan dimana-mana. Otomatis sangat jarang perusahaan membutuhkan pegawai baru, malah kebanyakan melakukan PHK.

Untuk meringankan beban masyarakat karena dampak dari pandemi ini, pemerintah menerapkan program kartu pra-kerja. Program ini menuai banyak pro dan kontra. Saya sendiri tidak setuju dengan program ini. Bagaimana mau setuju, semua orang berbondong-bondong mendaftar. Hingga teman satu angkatan pun mengirim pesan kepada untuk segera mendaftar. Alhasil saya memang tidak diterima, sedangkan arang lain yang sebenarnya tidak begitu membutuhkan ternyata diterima. Niat hati pemerintah mau meringankan beban, tapi ternyata tidak tepat sasaran.

Bayangan-bayangan depresi selalu menghantui. Saya yakin tidak hanya saya yang sedang merasakan kegalauan saat ini. Terutama untuk fresh graduate seperti saya yang sangat ingin bekerja, tapi apa daya tangan tak mampu.

Tetap semangat kawan, selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar semua ini segera berakhir J

Komentar

Postingan Populer